Pembuatan Batik

Canting  adalah sebuah alat berbentuk cawan kecil dengan dua ujung pipa, ujung yang satu berlubang, sedangkan yang satu lagi tanpa lubang dan merupakan ekor dari cawan yang terbuat dari tembaga.
Peralatan Canting yang digunakan :

  1. Canting Klowong : digunakan pada tahap awal melapisi gambar pola motif batik dengan malam. Lubang moncongnya berukuran medium.
  2. Canting Cecek : digunakan untuk mebuta titik-titik atau cecek pada motif. Lubang moncongnya berukuran kecil.
  3. Canting Tembok : digunakan untuk menembok atau melapisis bidang yang cukup besar dengan malam/lilin. Lubang moncongnya berukuran besar.

Warisan budaya nenek moyang kita tidak ada yang tidak dipikirkan dengan matang. Bahkan lilin/ malam penutup kain pembentuk motif pada kain batik pun merupakan hasil kombinasi racikan yang dipikirkan dengan seksama.

Lilin/malam yang digunakan dalam proses membatik merupakan hasil komposisi dari paraffin. Parafin putih dipakai saat musim kemarau dan paraffin kuning saat musim hujan.
Lilin lebah sebagai komposisi utamanya
Gondorukem : sebagai perekat malam ke kain mori, berasal dari tanaman pinus.
Damar/ mata kucing : berasal dari pohon damar, berfungsi untuk membuat campuran malam cepat mengeras ketika menyentuh mori.
Lemak : untuk mempercepat proses pelelehan/ pencairan lilin lebah dan membuat malam mudah diluruhkan dalam proses nglorod, berasal dari lemak binatang atau tumbuhan.


Proses Pembuatan Batik
Berikut ini adalah proses membatik yang berurutan dari awal hingga akhir. Penamaan atau penyebutan cara kerja di tiap daerah pembatikan bisa berbeda-beda, tetapi inti yang dikerjakannya adalah sama.


1) Ngemplong


Ngemplong merupakan tahap paling awal atau pendahuluan, diawali dengan mencuci kain mori. Tujuannya adalah untuk menghilangkan kanji. Kemudian dilanjutkan dengan pengeloyoran, yaitu memasukkan kain mori ke minyak jarak atau minyak kacang yang sudah ada di dalam abu merang. Kain mori dimasukkan ke dalam minyak jarak agar kain menjadi lemas, sehingga daya serap terhadap zat warna lebih tinggi.

Setelah melalui proses di atas, kain diberi kanji dan dijemur. Selanjutnya, dilakukan proses pengemplongan, yaitu kain mori dipalu untuk menghaluskan lapisan kain agar mudah dibatik.

2) Nyorek atau Memola


Nyorek atau memola adalah proses menjiplak atau membuat pola di atas kain mori dengan cara meniru pola motif yang sudah ada, atau biasa disebut dengan ngeblat. Pola biasanya dibuat di atas kertas roti terlebih dahulu, baru dijiplak sesuai pola di atas kain mori. Tahapan ini dapat dilakukan secara langsung di atas kain atau menjiplaknya dengan menggunakan pensil atau canting. Namun agar proses pewarnaan bisa berhasil dengan baik, tidak pecah, dan sempurna, maka proses batikannya perlu diulang pada sisi kain di baliknya. Proses ini disebut ganggang.

3) Mbathik/ Nyanting/ Klowong


Mbathik merupakan tahap berikutnya, dengan cara menorehkan malam batik ke kain mori, dimulai dari nglowong (menggambar garis-garis di luar pola) dan isen-isen (mengisi pola dengan berbagai macam bentuk). Di dalam proses isen-isen terdapat istilah nyecek, yaitu membuat isian dalam pola yang sudah dibuat dengan cara memberi titik-titik (nitik). Ada pula istilah nruntum, yang hampir sama dengan isen-isen, tetapi lebih rumit.

4) Nembok

Nembok adalah proses menutupi bagian-bagian yang tidak boleh terkena warna dasar, dalam hal ini warna biru, dengan menggunakan malam. Bagian tersebut ditutup dengan lapisan malam yang tebal seolah-olah merupakan tembok penahan.

5) Medel


Medel adalah proses pencelupan kain yang sudah dibatik ke cairan warna secara berulang-ulang sehingga mendapatkan warna yang diinginkan.

6) Ngerok dan Mbirah
Pada proses ini, malam pada kain dikerok secara hati-hati dengan menggunakan lempengan logam, kemudian kain dibilas dengan air bersih. Setelah itu, kain diangin-anginkan.

7) Mbironi
Mbironi adalah menutupi warna biru dan isen-isen pola yang berupa cecek atau titik dengan menggunakan malam. Selain itu, ada juga proses ngrining, yaitu proses mengisi bagian yang belum diwarnai dengan motif tertentu. Biasanya, ngrining dilakukan setelah proses pewarnaan dilakukan.



8) Menyoga
Menyoga berasal dari kata soga, yaitu sejenis kayu yang digunakan untuk mendapatkan warna cokelat. Adapun caranya adalah dengan mencelupkan kain ke dalam campuran warna cokelat tersebut.

9) Nglorod

Nglorod merupakan tahapan akhir dalam proses pembuatan sehelai kain batik tulis maupun batik cap yang menggunakan perintang warna (malam). Dalam tahap ini, pembatik melepaskan seluruh malam (lilin) dengan cara memasukkan kain yang sudah cukup tua warnanya ke dalam air mendidih. Setelah diangkat, kain dibilas dengan air bersih dan kemudian diangin-anginkan hingga kering. 

Proses membuat batik memang cukup lama. Proses awal hingga proses akhir bisa melibatkan beberapa orang, dan penyelesaian suatu tahapan proses juga memakan waktu. Oleh karena itu, sangatlah wajar jika kain batik tulis berharga cukup tinggi.